Di era modern seperti sekarang, industri pertanian terus berinovasi untuk menjawab tantangan keterbatasan lahan serta kondisi lingkungan yang cepat berubah. Berbagai sistem pertanian pun berkembang pesat. Salah satu terobosan yang menjanjikan adalah multiple cropping.
Konsep pertanian unik tersebut telah diterapkan secara luas di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dengan tujuan meningkatkan produktivitas, memaksimalkan penggunaan SDA, hingga mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman. Mari kita bahas lebih detail.

Mengenal Sistem Pertanian Multiple Cropping
Multiple cropping alias polikultur dapat kita definisikan sebagai sistem pertanian yang mengombinasikan berbagai jenis tanaman. Mereka tumbuh dalam lahan yang sama atau selama satu musim tanam. Tanaman yang ditanam bisa berupa berbagai komoditas. Sebut saja sumber pangan nabati, hortikultura hingga tanaman industri.
Pada dasarnya, sistem pertanian multi cropping atau dalam bahasa Indonesia tumpang sari sudah ada sejak lama. Hanya saja, belakangan ini kian populer di kalangan petani modern. Banyak orang mulai menggunakan konsep tumpang sari karena diklaim lebih menguntungkan.
Bersumber dari channel YouTube Kementerian Pertanian, hamparan lahan di Wonogiri yang dulunya tampak gersang kini menghijau dengan berbagai jenis tanaman memberikan pemandangan menyegarkan. Konsep multiple cropping atau tumpang sari yang diterapkan petani setempat benar-benar mengubah wajah pertanian di kawasan terkenal dengan lahan keringnya ini. Terlihat bagaimana dalam satu lahan tumbuh berdampingan tanaman jagung yang menjulang tinggi, kacang tanah merambat, dan ubi kayu tumbuh subur di bawahnya. Pemandangan ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga menjadi bukti nyata bagaimana pemanfaatan lahan secara efisien mampu meningkatkan produktivitas. Dahulu, hanya satu jenis tanaman yang bisa tumbuh dengan hasil kurang maksimal, namun kini, dengan tumpang sari, berbagai jenis tanaman dapat tumbuh saling menguntungkan. Ini memberikan hasil panen yang lebih beragam dan melimpah. Inisiatif ini memberikan harapan baru bagi ketahanan pangan di wilayah dengan tantangan kondisi lahan.
Berikut beberapa keuntungan yang diperoleh dengan pertanian tumpang sari:
1. Mendongkrak Produktivitas Lahan
Manfaat utama sistem tumpang sari adalah peningkatan hasil panen meski dari lahan yang terbatas serta kering. Sebagai contoh, kombinasi penanaman berbagai jenis sayuran, buah-buahan hingga bunga.
Sistem tanamnya pun terstruktur. Misalnya, bekas lahan melon, dibersihkan dan ia gunakan kembali untuk menanam tanaman rambat lainnya. Seperti kacang panjang, pare dan mentimun. Begitu juga dengan bagian lahan lain.
2. Meminimalisir Kerugian Petani
Mengingat sistem multiple cropping mendukung keberagaman tanaman, maka petani dapat mengurangi risiko kerugian akibat satu kegagalan. Misalnya, salah satu tanaman gagal karena faktor hama. Sementara hasil tanaman lainnya berhasil, maka keberhasilan ini dapat menutup kerugian yang ada. Hal yang sekaligus mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas.
3. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya
Sumber daya seperti air, tenaga kerja dan nutrisi tanah dapat petani manfaatkan secara lebih efisien. Keberagaman tanaman seringkali memiliki kebutuhan yang berbeda. Sedangkan sistem tumpang sari dapat kita susun sedemikian rupa guna menghindari kompetisi berlebihan antar tanaman.
4. Meningkatkan Pendapatan Para Petani
Dengan adanya diversifikasi, para petani semakin mudah mendapatkan penghasilan yang lebih stabil. Ini mampu mengurangi ketergantungan pada satu sumber pemasukan saja. Dalam hal ini, terobosan dengan menciptakan wisata edukasi pertanian (agrowisata).
Di mana membuka kawasan supaya pengunjung bisa memetik sendiri sayuran serta membelinya langsung dari outlet. Dengan demikian, harganya lebih terkontrol karena langsung menyasar konsumen dan keuntungannya terbilang melimpah.
Tantangan Implementasi Tumpang Sari
Kendati menawarkan banyak manfaat, metode tumpang sari tak lepas dari tantangan. Tantangan paling besar yaitu serangan hama dan penyakit. Seperti hama di satu tanaman menyerang ke komoditas lain. Namun, berbekal pengalaman dan upaya terus belajar untuk mengenali hama, bisa menjadi solusi efektif.
Secara keseluruhan, multiple cropping adalah strategi pertanian yang menarik di zaman sekarang. Meskipun untuk mendapatkan hasil optimal, perlu pengelolaan yang cermat, namun hasilnya dapat menunjang ketahanan pangan. Sehingga masyarakat tidak hanya mengandalkan impor. /tari